FAMILY BLOGS

FAMILY BLOGSSimpan file, berbagi dan mendapat penghasilan,mau? Klik dibawah ini>>>

Minggu, 22 November 2009

Mencari 'grapu' mempergunakan udang hidup

Sekilas , judul postingan kali ini akan menimbulkan tanda tanya. Ada apa pula ini?Apa itu grapu, mungkin salah ketik , barangkali yang dimaksud itu garpu. Kalau garpu mengapa dicari, bukannya di beli. Mepergunakan udang hidup, semakin tambah bingung lagi. Maksudnya udang yang masih hidup, begitu? Apa hubungannya, dimana mencarinya?.


Sudahlah, dari pada pusing-pusing berkutat seputar judul yang bikin bingung, lebih baik teruskan saja membaca isi postingannya.. Mana tahu ada informasi yang bisa menjadi pencerahan bagi kita semua, di dalamnya. Okee...? Silahkan..... lanjut.

Bertempat tinggal di sebuah kota yang berdekatan dengan laut, menjadikan saya mengenal berbagai jenis ikan laut. Konon, menurut penelitian, yang pernah saya dapat dari beberapa media, memakan ikan laut berpotensi dan dapat meningkatkan kecerdasan. Wouw, pantas orang Jepang banyak yang cerdas . Dan penelitian itu pun ditulis orang Jepang.

Informasi ini pula yang memicu maraknya restoran dan warung pinggir jalan yang menyediakan makanan olahan dari hasil laut Banyak restoran dan tak ketinggalan pula, warung k5 (baca : kaki lima) yang memasang merk atau poster bertuliskan kata "sea food". Seorang teman dari kampung yang sedikit 'gaptek' dan miskin informasi, menyangka itu sejenis makanan dari keong, karena di lafalkan 'siifud', ketika saya ajak makan ketempat tersebut. Makan bekicot, barangkali di pikir

Tapi, sesuai judul yang banyak menimbulkan tanda tanya dan membingungkan di atas,sebenarnya saya cuma ingin menceritakan pengalaman saya memancing ikan laut, yang adanya pasti dan mesti di laut. Tepatnya di perairan Teluk Aru, tatkala saya masih berdomisili di Kota Minyak Pangkalan Brandan. Sudah mulai agak jelas kemana tujuan judul postingan ini, kan? Meski masih agak 'remang-remang'. (Lanjut lagi......)

Perairan yang membatasi pinggir kota dengan Kampung Perlis, sebuah desa nelayan di kecamatan yang sama, sebenarnya adalah sebuah paluh, Yakni ebuah alur yang terbentuk karena adanya aliran air tawar dari daratan dan sungai. Muaranya terletak di sebelah utara kira-kira 1 mil lagi jauhnya. Di perairan seperti itu, ikan yang terdapat di dalamnya adalah jenis jenis ikan karang, seperti ikan merah, ikan krapu (di tempat saya lazim di panggil dengan grapu), ikan tanda karena ada tanda bulatan hitam di dekat ekornya,kami menyebutnya ikan jenaha.Ikan jenis ini biasanya bergerak secara bergerombol.

Nah, ikan jenaha atau ikan tanda ini termasuk ikan yang 'selektif' dalam mencari mangsanya.Untuk memancingnya, kita harusmenggunakan umpan berupa udang atau cacing laut yang dinamai 'pumpun' yang masih hidup. Udang udang kecil yang banyak tedapat di paluh-paluh dekat pantai yang di tumbuhi pohon-pohon bakau,di perairan ini lah, yang menyebabkan ikan jenaha ini banyak berkumpul disini.

Cerita soal umpan ini, berdasarkan pengalaman, kalau memakai umpan udang yang sudah mati, kami tidak akan mendapatkan ikan tanda atau jenaha . Palingbanter kami cuma mendapatkan jenis ikan yang kami sebut dengan "ikan rakus", mati-mati pun di santap juga.Seperti ikan krapu atau ikan kepala batu. Disebut kepala batu , karena di kepala nya terdapat tulang bundar yang keras seperti batu. Ikan ini lebih dikenal dengan nama ikan gulama.Ikan ini banyak dikeringkan dan di jadikan ikan asin. Karena rasa ikan ini memang tawar kalau di goreng begitu saja.

Nah, sekarang sudah jelas bukan, arah tujuan judul saya di atas, jadi sahabat tidak perlu penasaran lagi,ya.Lain kali akan saya ceritakan suka duka memancing dengan udang hidup dan pumpun sebagai umpan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar